Senin, 08 Februari 2010

Assalamualaikum

salam ya antum semua...
sekarang ada blog yang baru nih..
namanya forum diskusi arma
blog ini khusus untum forum diskusi arma....
setiap ada masalah atau informasi bisa di post disini...
kami akan mencantumkan alamat pemberita...
agar terjadi saling mengikat antar sesama umat...

nih blognya =>
www.forumarma.blogspot.com
moslemware-moslemware.blogspot.com

Informasi Acara

diskusi acara sekarang bisa di diskusikan di blog ini...
silahkan lihat ke kanan anda...
disana terdapat forum diskusi..
anda dapat chatting secara langsung...

Kamis, 17 Desember 2009

Pembangkit Listrik Alternatif

Tuesday, 02 September 2008

Bagus Setiawan, CV. Aneka SuryaBermodal uang tabungan dan SPP, Bagus Setiawan menyediakan pembangkit listrik alternatif. Omzetnya bisa mencapai Rp1,4 miliar per bulan. Wow! Wiyono

Saat ini, energi listrik telah menjadi kebutuhan yang sulit terpisahkan dari segala aktifitas sehari-hari. Demikian pula dengan kegiatan industri dari skala kecil sampai besar, pemerintahan, kesehatan, teknologi, pendidikan dan lain sebagainya, dari tahun ke tahun terjadi peningkatan permintaan listrik. Padahal PLN sebagai pemasok listrik dalam negeri boleh dibilang kemampuannya nyaris tidak bertambah, dan itu pun terbatas jumlahnya.

Adalah Bagus Setiawan, lulusan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya yang melihat kondisi seperti itu sebagai satu peluang. Berbekal ilmu yang dipelajarinya dia mendirikan CV. Aneka Surya, salah satu perusahaan penyedia solusi sumber energi alternatif. Persisnya, bisnis itu telah berjalan sejak 20 Mei 2004, tetapi secara resmi baru pada awal 2008. Sejarahnya berawal sejak masih kuliah, ia berupaya merakit beberapa paket pembangkit listrik lalu mencoba mempromosikan produk tersebut melalui internet. Sebagai modal usaha, seperti diceritakan, yakni berasal dari uang SPP ditambah uang tabungan yang tidak seberapa.

”Selang beberapa hari saya sudah dapat pembeli walaupun cuma satu paket. Orderan tersebut saya manfaatkan betul-betul sebagai kepercayaan, dan berhasil sampai sekarang. Omzet sampai hari ini bisa mencapai Rp1,4 miliar/bulan hanya selang waktu 2 tahun sejak saya pertama kali mempromosikan produk, dari tidak punya apa-apa,” tuturnya.

”Kami membuat desain dan merakit produk Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) untuk membantu keperluan para pelanggan terhadap kebutuhan lampu penerangan dan beberapa alat elektronik dengan daya skala kecil. Produk rakitan kami, khususnya paket PLTS, sangat diperlukan terutama bagi para pelanggan yang bertempat tinggal di daerah terpencil atau pedalaman dan tidak tersentuh listrik PLN. Harga produk yang kami jual sangat terjangkau namun berkualitas,” papar kelahiran Gresik itu sedikit berpromosi.

PLTS adalah pembangkit yang memanfaatkan sinar matahari sebagai sumber penghasil listrik. Alat bernama fotovoltaik yang secara umum disebut modul/ panel surya dipakai untuk menangkap sinar matahari dan mengubah menjadi listrik melalui proses aliran-aliran elektron negatif dan positif didalamnya. Hasil dari aliran elektron-elektron akan menjadi listrik DC yang dapat langsung dimanfatkan untuk mengisi battery/ aki sesuai tegangan dan daya yang diperlukan. Rata-rata produk panel surya di pasaran menghasilkan tegangan 12-18 VDC dan ampere 0,5-7 A, dengan kapasitas beragam mulai 10 Watt Peak-200 Watt Peak. Komponen inti dari sistem PLTS ini meliputi peralatan modul, regulator/ controller, battery/ aki, inverter DC to AC, serta beban/ load.

CV. Aneka Surya, seperti dijelaskan, telah mengembangkan beberapa macam tipe produk PLTS, baik yang digunakan untuk rumah tangga dengan skala kecil, menengah, hingga untuk proyek berskala besar. Contoh paket produk untuk rumah tangga skala kecil berupa paket penerangan rumah tinggal yang terdiri 3 sampai dengan 4 unit lampu LED atau TL 10 Watt, system output 12 Volt DC, dilengkapi dengan panel surya ukuran 40 dan 50 Watt Peak, serta regulator dan battery 70Ah. Paket ini dijual dengan nama paket PLR-4LED dan PLR AS50/50DC. ”Paket tersebut banyak digunakan para pelanggan kami yang memiliki daya beli yang lemah karena paket ini hanya kami jual mulai Rp3,2 juta -Rp3,850 juta. Sementara harga pasaran produk lain rata-rata di atas Rp4 juta,” tukas Bagus.

Sedangkan paket skala menengah untuk penerangan rumah terdiri 3 sampai dengan 4 unit lampu PLS (energy saver) plus mampu menghidupkan beberapa perangkat elektronik lain, seperti radio dan TV. System output-nya 220 Volt AC. Paket yang dikasih nama PLR AS50/50AC, PLR AS80/100AC dan PLR AS100/100AC itu dilengkapi dengan modul solar cell ukuran 40 dan 50 watt peak sebanyak 1-2 unit, regulator dan battery 70-120Ah. Harganya mulai Rp4 juta-Rp8 juta. ”Secara keseluruhan, harga paket yang kami jual mulai Rp3,2 juta sampai dengan Rp20 juta. Tetapi selain itu masih ada beberapa paket lain dengan spesifikasi dari pelanggan dengan harga bisa lebih besar lagi,” imbuhnya.

Lebih lanjut, mengenai sistem produksi, Bagus mengungkapkan, beberapa produk paket yang sering dicari para pelanggan dilakukan secara kontinyu memakai model stok barang. Di antaranya yaitu paket PLR AS50/50 DC dan PLR AS50/50AC. Dengan jumlah pegawai cukup 10 orang, ia mengaku justru dapat menekan biaya pengeluaran perusahaan. ”Saya memiliki strategi, dari 10 orang tadi, terdapat beberapa tenaga ahli dengan latar belakang yang berbeda-beda, mulai tenaga ahli bidang listrik, elektro, manufaktur, bangunan, akunting, serta tenaga pemasaran,” akunya.

Dijelaskan pula, strategi penjualan produk Aneka Surya selama ini terutama ditempuh melalui strategi pemasaran lewat website. Sebab, ia beralasan, dengan mengandalkan internet ia bisa menjangkau para pelanggan yang sebagian besar berada di luar Jawa. Di samping itu, Bagus menempuh cara lain dengan membuat jaringan cabang di daerah-daerah di luar Jawa. Caranya dengan menggandeng pelanggan-pelanggan di daerah sebagai reseller. Satu lagi, seperti diungkapkan, sebagai strategi terakhir ia melakukan promosi ketika perusahaannya mendapat proyek pengerjaan pembangkit alternatif di suatu daerah, atau dengan kata lain sekalian nebeng. Tujuannya agar produk-produk perusahannya tersebut cepat dapat diketahui oleh pelanggan hingga ke pelosok daerah.

Sejauh ini Bagus memang lebih banyak memasarkan produk ke luar Jawa, khususnya di wilayah timur Indonesia. Beberapa proyek yang ditangani antara lain terletak di Kalimantan, Flores (NTB), Papua, bahkan hingga ke Timor Leste, seperti proyek paket penerangan rumah, penerangan jalan, puskesmas, pompa air, lemari es, dan sebagainya. Adapun konsumen di kota-kota besar di Jawa, seperti Surabaya, Bandung, dan Jakarta, umumnya sekadar memanfaatkan sebagai pembangkit energi cadangan, di samping tetap memakai listrik PLN. Di dalam perkembangannya, perusahaannya juga tidak hanya fokus pada bidang PLTS, melainkan juga Pembangkit Listrik Tenaga Angin dan Air, sebagai pembangkit alternatif energi listrik yang memanfaatkan sumber tenaga alami tanpa menggunakan bahan bakar minyak bumi, batu bara dan gas bumi.

”Prospek usaha pembangkit tenaga alternatif sangat bagus, karena cepat atau lambat bahan bakar minyak bumi pasti akan semakin sulit dicari,” ucapnya. Meskipun begitu, diakui, kendala pemasaran yang dihadapi, harga perangkat yang tergolong masih tinggi berakibat tidak semua konsumen mampu membeli. ”Solusi kami dengan memberikan paket-paket siap pakai dengan spesifikasi sesederhana mungkin sehingga terjangkau oleh daya beli masyarakat,” terangnya.

Solusi Pembangkit Listrik Alternatif CV Aneka Surya:
- Paket produk lengkap, mulai dari skala kecil, menengah, besar. Juga melayani pembuatan desain
PLTS dengan spesifikasi khusus.
- Beberapa paket produk yang sering dicari pelanggan diproduksi secara kontinyu.
- Jumlah karyawan dibuat ramping tetapi efektif untuk efisiensi biaya.
- Strategi pemasaran terutama melalui internet, dengan alasan pelanggan kebanyakan dari luar
Jawa.
- Mengembangkan paket-paket dengan spesifikasi sederhana agar harga lebih terjangkau.


sumber ==> www.majalahpengusaha.com

Sabtu, 28 November 2009

HALLO SEMUA..!!

Saya punya blog nih..
isinya tentang software yang terbaik...
kunjungi aja di www.spyrozihadz.blogspot.com (kilk aja linknya)
sekarang dan kedepan nanti akan lebih banyak lagi software yang bagus...
apalagi untuk mahasiswa.... dan para pelajar......
udah dulu yaa....^_^ selamat menikmati.....

Jumat, 13 November 2009

MACAM-MACAM CINTA

1. Mahabbatullah (Cinta Allah)
Cinta macam ini saja belum cukup untuk menyelamatkan seseorang dari api neraka dan memasukkannya kedalam surga karena orang-orang musyrik juga mencintai Allah.

2. Mencintai Apa Yang Dicintai Allah
Cinta macam inilah yang memasukkan seseorang kedalam Islam dan mengeluarkannya dari kekafiran, dan orang yang paling dicintai Allah adalah orang yang kuat dalam cinta ini.

3. Cinta Karena Allah dan Untuk Allah
Cinta ini adalah wajib seperti mencintai para kekasih Allah dan membenci musuh-musuhNya, cinta ini adalah penyempurna dan konsekuensi cinta Allah.
4. Cinta Yang Lain Bersama Allah
Cinta ini adalah cinta syirik yaitu cinta kepada selain Allah yang menjadikan seseorang takut, mengagungkan dan memuliakan yang semua ini semestinya hanya layak untuk Allah semata. Atau mencintai selain Allah seperti mencintai Allah bahkan melebihinya.

5. Cinta biasa
Yaitu cinta manusia terhadap apa-apa yang di sukainya dan merupakan tabi?atnya, seperti cinta harta, anak, isteri dll. Cinta macam ini tidak tercela kecuali apabila menjadikan seseorang lalai dan tersibukkan olehnya daripada ketaatan kepada Allah.


Oleh : Abdullah Saleh Hadrami
(c) Hak cipta 2008 - Hatibening.com

Kapan waktuku tiba?

“Assalamualaikum, Undangan Pernikahan, Ahad…..2007, pukul…., jazakumullah, Fulanah & Fulan.”
Begitu kira-kira isi sms yang ana (saya) terima baru-baru ini dari seorang akhwat teman ana, yang tinggal di seberang lautan sana. Rasa gembira muncul saat menerima berita gembira itu. Tapi dalam hati jujur saja, ada juga keinginan untuk merasakan berbagai “rasa” menjelang detik-detik pernikahan itu. Meski sudah ingin tapi ana masih bingung, karena kadang merasa belum siap, dan masih terbebani untuk menyelesaikan skripsi. Di saat banyak akhwat lain yang telah mendekati usia tidak muda lagi namun masih dalam kesendirian, ana malah berbingung ria memikirkan “proposal” yang ditawarkan oleh para ummahat(ibu-ibu) yang berprofesi sebagai comblang di kota ana.
Beberapa waktu yang lalu teman dekat ana bercerita dengan wajah sumringah, bahwa ia baru saja ditawari ikhwan oleh salah satu ummahat. Kebetulan orang tua ikhwan itu ingin dapat menantu yang satu suku dengan mereka. Karena itulah teman ana yang satu suku dengan ikhwan ini yang ditawari proposal ini oleh seorang ummahat. Waktu mendengar penuturan teman ana cuma bisa tersenyum hambar. Bukan karena ana cemburu kenapa hanya dia yang ditawari, tapi lebih….lebih karena ana sendiri masih dalam masa “hampa”dari keinginan untuk menikah. Memang beberapa waktu yang lalu semangat ana sempat memuncak untuk menikah. Tapi kemudian turun naik turun lalu naik lagi. Di saat keinginan sedang naik tersebut, ana sempat kecewa dengan ikhwan-ikhwan di kota ana, kenapa tak satu pun yang berminat untuk menikah. Agar pembaca maklumi, karena manhaj salaf baru dikenal di kota ana, sehingga ikhwah-nya pun masih sedikit. Proposal sudah ana ajukan ke beberapa ummahat, tapi belum satu pun yang di “ACC”. Kabarnya sebenarnya banyak ikhwan yang ingin nikah, tapi belum berani proses karena belum punya ma’isyah.(pekerjaan)
Akhirnya ana pun memutuskan menerima proposal dari seorang ikhwan yang tinggal di seberang lautan sana dengan perantara sepupu ana yang tinggal sekota dengan ikhwan tersebut. Berbekal istikharah ana melaksanakan proses taarufdalam hitungan tak sampai dua bulan, dan ikhwan tersebut akhirnya datang ke rumah ana untuk nazhar (melihat). Pada ummi (ibu) ana katakan ada teman laki-laki yang akan datang bersilaturahmi. Ummi dengan kecemasan yang sangat, akhirnya menyampaikan berita ini ke abi. Dan sungguh di luar dugaan kami berdua, ternyata abi menyambutnya dengan suka cita. Mungkin karena selama ini tidak pernak ada cowok yang datang ke rumah untuk menemani ana (baca:pacar), sehingga rasa bahagia menyeruak pada diri abi saat ummi menyatakan hal ini. Bahkan, dari jauh-jauh hari abi sudah berniat membelikan oleh-oleh pulang untuk ikhwan ini, karena dia datang dari kota yang jauh. Ana sempat terheran-heran oleh sikap abi, karena di awal ana meniti manhaj salaf, abi yang paling keras menentang ana. Bahakan beliau sempat mengancam akan mengusir dan melukai laki-laki yang berpenampilan nyunnah alias berjenggot, celana non isbal (di atas mata kaki), berjubah dan berpeci, dan akhwat yang bercadar datang ke rumah. Tapi alhamdulillah ternyata abi tidak berbuat senekad itu. Malah saat ikhwan tersebut sudah sampai di rumah abi lah yang sangat bersemangat menyambut dan menjamunya. Kebalikan dari ummi ana yang ternyata malah bertolak belakang dengan abi dalam menyambut ikhwan tersebut.
Tapi qadarullah (takdir Allah) nazhar tersebut tidak berlanjut sampai ke pelaminan, karena ada beberapa hal dalam diri ikhwan ini yang ana anggap fatal, terutama dalam ilmu din-nya yaitu dalam fikih dakwah. Abi pun berpendapat ada kekurangan dari diri ikhwan tersebut dalam hal sifat yang dirasa abi tidak akan bisa cocok dengan ana. Begitu pula ummi yang tidak menyukai ikhwan tersebut dalam hal penampilan saat pertemuan pertama. Mudah-mudahan hal ini dapat dijadikan pelajaran bagi tiap ikhwan yang akan datang PDKT pada camer, agar dapat memahami situasi dan kondisi yang ada, memahami sifat dan karakter camer dan jangan “asbak” asal tembak saja dalam berdakwah pada camer. Penampilan yang rapi dan bersih pun, akan menjadi nilai positif di mata camer. Ya berbagi pengalaman saja.
Setelah kegagalan tersebut, ana berniat hanya akan berkonsentrasi untuk mengerjakan skripsi ana yang terbengkalai, sehingga ana menolak beberapa proposal yang masuk. Itulah hati manusia memang mudah terbolak-balik. Di saat ingin menikah tidak ada proposal yang menghampiri. Di saat feeling (rasa) itu lenyap, runtutan proposaldatang seolah-olah mengejek ana. Ana, entah mengapa, semenjak kegagalan taaruf pertama, tidak berminat lagi menikah saat kuliah. Pikiran-pikiran buruk terus menghantui ana. Ana takut tidak bisa menjalani dua tugas berat sekaligus, menjadi istri dan mahasiswi.
Dalam hal ini ana memang berbeda dengan teman ana yang di wilayah Indonesia Tengah. Meskipun ia lebih muda dari ana dan dengan masa kuliah yang insyaaalah masih akan selesai 2-3 tahun lagi, tapi ia sangat gigih memperjuangkan pernikahannya. Akhwat ini sering menasihati ana tentang fadhilah (keutamaan) pernikahan, walaupun seiring perkuliahan. Mungkin juga dia ada benarnya, tapi keraguan masih berputar-putar di benak ana.
Kadang ana menilai diri ini “tidak tahu diri”, karena di saat banyak akhwat yang hampir mendekati usia senja sedang menanti-nantikan pujaan hati datang melamarnya, ana malah menyia-nyiakan kesempatan untuk menikah di usia muda ini. Padahal orang tua ana sudah memberikan lampu hijau bagi ana untuk menikah denganlaki-laki yang bertitel ikhwan berikut ‘atribut” yang ada.
Tapi…lagi-lagi keraguan datang. Sudah setahun lebih ana berkutat dengan skripsi ana, sampai datang kenyataan bahwa ana harus mulai dari awal lagi, karena judul skripsi ana menjadi perdebatan di kalangan dosen. Ana mengalah, ana tidak mau mengambil resiko dengan mencari ribut dengan para dosen, sehingga ana memutuskan mencari judul baru yang bertolakbelakang dari judul ana sebelumnya. Jadi, mau tak mau ana harusmemulai perjuangan baru lagi perihal skripsi ini sementara orang tua ana dengan harap-harap cemas menanti gelar sarjana yang akan nempel di belakang nama ana. Apakah kelak ana bisa menyeimbangkan tugas sebagai istri dan mahasiswi secara bersamaan jika ana nikah sambil kuliah?
Begitulah keraguan masih saja menggelayut dalam benak ana.

Sementara itu lain lagi masalah yang dihadapi teman ana. Seorang akhwat yang berada tidak jauh dari ujung timur Indonesia sekarang sedang menanti ikhwan yang sekufu dengannya datang melamar. Beragam ikhwan telah mengajukan proposal, tapi tidak ada yang berkenan di hatinya. Ataukah engkau yaa ukhtiku, masih mengharapkan sang ikhwan yang telah sekian lama menancapkan panah asmaranya tepat di hatimu? Mudah-mudahan Allah memudahkan urusanmu agar engkau segera berlepas diri dari fitnah hati yang terus menerus menghantuimu…
Seorang teman lagi dia akan menikah dalam waktu dekat. Ia bercerita bahwa sang ikhwan –calon suaminya- langsung datang ke rumahnya dan langsung melamar, tanpa ia tahu dari mana si ikhwan kenal dia. Ya, lagi-lagi, masukan ana dapatkan dari akhwat ini, “Jangan terlalu berlebih-lebihan cari jodoh. Jodoh itu nggak tahu kapan datangnya. Contohnya saja ana, ikhwannya langsung datang ke rumah tanpa perlu dicari-cari!” seloroh teman saat ana bercerita bahwa ana ingin menikah. Ya mungkin iya bagi dia. Allah telah memudahkan urusannya dalam hal jodoh. Tapi bagaimana dengan yang lain? Jalan mencari jodoh tiap orang berbeda-beda. Contohnya kasus seorang akhwat yang berkali-kali taaruf, tapi gagal selalu karena ikhwannya mendambakan kelebihan dari segi fisik pada diri calon istrinya. Mudah-mudahan Allah menganugerahkan pahala yang berlipat ganda atas kesabaranmu yaa ukhti…


Mungkin sekilas, kisah yang ana hadirkan untuk pembaca ini, seperti kisah fiktif yang sering beredar di pasaran sebagai ‘novel islami’. Tapi kisah ini adalah nyata ana alami, berikut dengan kisah-kisah teman-teman ana yang tersebar di berbagai kota. Ana sekarang, masih dalam tahap kebimbangan perihal proposal nikah ini. Apakah ana harus menerimanya, ataukah ana menunggu skripsi ana kelar? Karena, orang tua ana sangat mengharapkan ana meraih gelar sarjana –kalau bisa- sebelum menikah.
Menimbang mudharat (keburukan) dan mashlahat (kebaikan) yang akan timbul, maka ana masih berbingung ria menghadapi masalah ini. Adakah nasihat untuk ana? Sekarang ana masih menanti dan menanti. Kapan waktuku tiba…? (Ummu Syafiq)
Saya menyatakan bahwa cerita ini benar-benar kisah nyata tanpa ada rekayasa
Ttd
(Deasy Novriana-Ummu Syafiq)

Catatan Redaksi
Menikah sambil kuliah? Aduh mungkin belum bisa dibayangkan bagaimana repotnya oleh sebagian orang. Bagaimana tidak, mikirin dan ngurusin kuliah saja sudah repot dan melelahkan, apalagi ditambah pekerjaan rumah serta melayani suami dan anak, jadi bertumpuk kan bebannya? Benar secara teori, namun dalam kenyataan bisa lain jadinya.
Begitulah seringkali sesuatu menjadi berat saat masih di awang-awang, padahal kita tidak tahu ada banyak kemudahan ketika dikerjakan. Apalagi jika keinginan tersebut semata-mata untuk mencari keridhaan Allah Taala semata, insyaallah pintu kemudahan akan terbuka dari arah yang tak disangka-sangka (min haisu laa yahtasib)
Menikah merupakan ibadah mulia yang penuh dengan keutamaan.

Begitu ikrar suci ini diikatkan, berbagai pintu pahala menunggu pasutri yang tentu saja ingin memasukinya. Dari pintu yang mudah dibuka dan menyenangkan, hingga pintu yang perlu kesabaran dan menguras tenaga ketika pasutri memasukinya. Dan semua itu, sekali lagi, berpahala! Mungkin penjelasan ini masih terlalu abstrak untuk dicerna, namun bagi yang telah melaksanakannyaitu bukan suatu hal yang bikin dahi berkerut.
Cobalah dipikir sekali lagi dengan memakai “kerudung kuning” untuk mengimbangi kebimbangan saudari yang disebabkan harena hanya menimbang “kerudung hitam dan merah” kerudung kuning, hitam dan merah? Ah ini hanya terinspirasi dari “six thinking hat”-nya De- Bono. Bingung maaf. (Opo to maksude redaksi ki? Ra mudeng blas!)
Intinya cobalah saudari lebih positive thinking terhadap nikah sambil kuliah. Sisihkan persangkaan dan bayang-bayang buruk yang menghantui saudari. Lebih enak untuk husnuzhan. (berprasangka baik)
Dengan menikah ada pendamping yang menemani saudari ketika sibuk di depan komputer menyelesaikan skripsi, memburu dosen pembimbing untuk minta ACC, atau membantu saudari dalam mengumpulkan data-data. Bahkan ketika saudari kelelahan melakukan hal ini itu ada yang menghibur maupun berusaha menghilangkannya. Dengan memijat atau sentuhan mesra lainnya. Nah gimana? Menikah sambil kuliah lebih enak bukan?
Setelah menikah saudari bisa bebas ke kampus tanpa harus takut ikhtilat dan khalwat, tentu saja karena suami saudari bisa membantu melakukan urusan administratif maupun birokrasi bila saudari harus berhadapan dengan lain jenis yang bukan mahram. Jadi, sungguh mengherankan kalau hal ini malah membuat saudari “malas” menikah. Kuliah kan bukan alasan yang membolehkan adanya ikhtilat dan khalwat? Nah, untuk itu selamat menikah sambil kuliah. Semoga Allah Taala memudahkan saudari untuk melakukannya.


okey sampe sini dulu ya.....
smoga ada hikmah di balik fakta.....

Minggu, 08 November 2009

Di Surga Kita Kan Bersua

Dari Rajâ` bin Umar an-Nakhaiy, dia berkata,
“Di Kufah ada seorang pemuda berparas tampan, sangat rajin beribadah dan sungguh-sungguh. Dia juga termasuk salah seorang Ahli Zuhud. Suatu ketika, dia singgah beberapa waktu di perkampungan kaum Nukhalalutanpa sengaja- matanya melihat seorang wanita muda mereka yang berparas elok nan rupawan. Ia pun tertarik dengannya dan akalnya melayang-layang karenanya. Rupanya, hal yang sama dialami si wanita tersebut. Pemuda ini kemudian mengirim utusan untuk melamar si wanita kepada ayahnya namun sang ayah memberitahukannya bahwa dia telah dijodohkan dengan anak pamannya (sepupunya). Kondisi ini membuat keduanya begitu tersiksa dan teriris.

Lalu si wanita mengirim utusan kepada si pemuda ahli ibadah tersebut berisi pesan, ‘Sudah sampai ke telingaku perihal kecintaanmu yang teramat dalam kepadaku dan cobaan ini begitu berat bagiku disertai liputan perasaanku terhadapmu. Jika berkenan, aku akan mengunjungimu atau aku permudah jalan bagimu untuk datang ke rumahku.’ Lantas dia berkata kepada utusannya itu, ‘Dua-duanya tidak akan aku lakukan. Dia kemudian membacakan firman-Nya, ‘Sesungguhnya aku takut siksaan pada hari yang agung jika berbuat maksiat kepada Rabbku.’ (Q.s.,az-Zumar:13) Aku takut api yang lidahnya tidak pernah padam dan jilatannya yang tak pernah diam.’

Tatkala si utusan kembali kepada wanita itu, dia lalu
menyampaikan apa yang telah dikatakan pemuda tadi, lantas berkatalah si wanita,
Sekalipun yang aku lihat darinya dirinya demikian namun rupanya dia juga seorang yang amat zuhud, takut kepada Allah? Demi Allah, tidak ada seorang pun yang merasa dirinya lebih berhak dengan hal ini (rasa takut kepada Allah) dari orang lain. Sesungguhnya para hamba dalam hal ini adalah sama.’

Kemudian dia meninggalkan gemerlap dunia, membuang semua hal yang terkait dengannya, mengenakan pakaian yang terbuat dari bulu (untuk menampakkan kezuhudan) dan berkonsentari dalam ibadah. Sekalipun demikian, dia masih hanyut dan menjadi kurus kering karena cintanya terhadap si pemuda serta perasaan kasihan terhadapnya hingga akhirnya dia meninggal dunia karena memendam rasa rindu yang teramat sangat kepadanya.

Sang pemuda tampan pun sering berziarah ke kuburnya. Suatu malam, dia melihat si wanita dalam mimpi seolah dalam penampilan yang amat bagus, seraya berkata kepadanya, ‘Bagaimana kabarmu dan apa yang engkau temukan setelahku.?’ Si wanita menjawab,
Sebaik-baik cinta, adalah cintamu wahai kekasih
Cinta yang menggiring kepada kebaikan dan berbuat baik

Kemudian dia bertanya lagi, ‘Ke mana kamu akan berada.?’ Dia menjawab,
Ke kenikmatan dan hidup yang tiada habisnya
Di surga nan kekal, milik yang tak pernah punah

Dia berkata lagi kepadanya, ‘Ingat-ingatlah aku di sana karena aku tidak pernah melupakanmu.’ Dia menjawab, ‘Demi Allah, akupun demikian. Aku telah memohon Rabbku, Mawla -ku dan kamu, lantas Dia menolongku atas hal itu dengan kesungguhan.’ Kemudian wanita itupun berpaling. Lantas aku berkata kepadanya, ‘Kapan aku bisa melihatmu.?’ Dia menjawab, ‘Engkau akan mendatangi kami dalam waktu dekat.’

Rupanya benar, pemuda itu tidak hidup lama lagi setelah mimpi itu, hanya tujuh malam. Dan, setelah itu, dia pun menyusul, berpulang ke rahmatullah. Semoga Allah merahmati keduanya.

(Sumber: al-Maw’id Jannât an-Na’îm karya Ibrâhîm bin ‘Abdullah al-Hâzimy, ha.14-15, sebagai yang dinukilnya dari bukunya yang lain berjudul Man Taraka Syai`an LillâhAwwadlahullâh Khairan Minhu)